KEMBALI KE PESTISIDA ALAMI
Oleh: Admin, Sadangwetan Kebumen
Hama dan penyakit tanaman merupakan kendala yang perlu selalu diantisipasi perkembangannya karena dapat menimbulkan kerugian bagi petani oleh karena itu hama dan penyakit perlu mendapat perioritas penanganannya disamping hama penyakit potensial yang lain seperti belalang, ganjur, keong emas dan lain-lain. Pengendalian hama dengan mengandalkan satu komponen saja seperti insektisida belum memberikan hasil yang optimal
Penggunaan pestisida kimia telah memberikan kontribusi cukup besar bagi petani tetapi berdampak negatif terhadap lingkungan.
Perlindungan tanaman dengan menggunakan pestisida alami mempunyai banyak manfaat bila dibandingkan dengan pestisida kimiawi. Seringkali pengendalian hama/penyakit dengan menggunakan pestisida kimiawi justru malah berdampak buruk bagi tanaman maupun manusia. Oleh karena itulah, pemanfaatan pestisida alami untuk mengendalikan hama/penyakit tanaman dirasa aman untuk digunakan. Beberapa bahan tertentu bisa digunakan untuk memberantas beberapa jenis dari hama/penyakit tanaman.
Pembuatan pestisida Organik atau pestisida hayati dapat dibuat secara mudah dengan menumbuk berbagai macam bagian dari tumbuhan yang umumnya berbau menyengat atau berbahan baku dengan rasa yang pahit dan kemudian memanfaatkan air perasannya untuk disemprotkan ke tanaman sebagai pelindung dari serangan hama atau pengusir hama. Bagian tanaman dari tumbuhan seperti buah maja yang biasanya bisa dimanfaatkan sebagai bahan pestisida organik memiliki ciri-ciri penampilan buahnya mulus dan rasanya pahit yang menandakan serangga tidak menyukainya.
Beberapa jenis tanaman yang daun atau bagian lainnya dapat digunakan sebagai pestisida organik adalah :
1. Nama Bahan Babadotan (daun) Bawang Merah (umbi) Bawang Putih (umbi) Bengkuang (daun/biji) Brotowali Cabai Merah (buah) Cengkeh (daun) Gadung (umbi) Gamal (daun, batang) Jambe (akar) Jarak Pagar Jengkol Jeringau Kacang Babi (daun/biji) Kemangi (daun) Kencur (rimpang) Kenikir (daun) Kipahit (daun) Kunyit (rimpang) Lada (biji) Lengkuas (rimpang)
2. Hama Ulat Jamur Wereng, Walang Sangit Tikus, Penyakit Bakteri Keong Emas, , Ulat Grayak, Nematoda, Ganjur, Penggerek Batang Maja/Berenuk (Buah) Tikus, , Walang sangit Mimba/Nimba (daun/biji) Walang Sangit, Ganjur, Penggerek Batang Mindi (daun/biji) Wereng, Orong-orong, Penggerek Batang Mint (daun) Wereng Pepaya Muda (irisanbuah) Tikus Picung (daun/buah) Walang Sangit, Wereng Pinang (biji) Siput Saga (biji) Hama Gudang Sembung (daun) Siput, Keong Mas Serai Wangi (daun) Walang Sangit, Ganjur, Penggerek Batang Sirih (daun) Penyakit Bakteri Sirsak (daun) Wereng Srikaya (biji) Wereng Surian/Suren (daun) Tembakau (daun) Tuba (akar/kulit) Walang Sangit Wereng
Adapun bahan maupun jenis hama/penyakit dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini :
1. Hama penggerek batang padi
Bahan : Daun tembakau, biji nimba dan urin sapi
Cara membuatnya :
Daun tembakau dan biji nimba (yang sudah dibuang kulitnya) ditumbuk hingga halus, lalu direndam ke dalam urin sapi selama 2 minggu. Setelah itu diambil ekstraknya, kemudian diperas, lalu ambil sari/ekstraknya dan buang ampasnya.
Perbandingan antara ekstraks yang sudah jadi dengan air adalah 1 : 8. Agar lebih efektif, penyemprotan dilakukan sebelum tanaman padi berumur 1 bulan atau sebelum padi bunting dimana waktunya antara umur 20-30 hari.
2. Hama tikus
Ada banyak cara untukmengendalikan hama tikus, diantaranya adalah :
-pepaya yang masih muda dipotong kecil-kecil, kemudian ditaburkan pada sawah yang ditanami padi.
-Cabai rawit sebanyak 4 kg dihaluskan kemudian dicampur dengan 60 liter air, lalu ambil ekstraknya. Bisa dimanfaatkan pada sawah yang luasnya 4000 meter persegi.
-Gamal/Kliriside ditumbuk sampai halus, kemudian dicampur dengan gandum/padi/ jagung/bahan-bahan yang disenangi tikus) lalu ditaburkan pada lahan sawah. Bisa juga digunakan dengan cara yang lain dimana kulit batang gamal/kliriside dipotong halus lalu direbus dalam air kemudian ditaburkan pada lahan sawah.
-Semen dicampur dengan jagung/gandum kemudian letakkan di dekat lubang tikus. Campuran semen ini nantinya akan bercampur dengan cairan dalam pencernaan tikus sehingga nantinya akan mengeras dan tikus akan mati setelahnya.
-Campuran kacang tanah dan wijen sebanyak 90 %, gula pasir 5 % dan tepung halus kaca 5 %. Campuran tepung halus kaca ini nantinya akan mengeras dan tikus akan mati setelahnya.
Cara-cara diatas memang hanyalah salah satu upaya untuk memberantas serangan tikus yang banyak mendera para petani. Umumnya tikus tidak hanya menyerang salah satu lahan milik petani saja, melainkan serangan ini bisa saja menyerang lahan petani lain yang berada di sekitarnya. Oleh sebab itu perlu adanya upaya petani untuk memberantas serangan tikus secara bersama-sama (gropyokan) melalui gapoktan (gabungan kelompok tani). Cara ini dirasa lebih efektif untuk memberantas serangan tikus.
Yang perlu diperhatikan pestisida nabati/alami yang berasal dari ekstrak tanaman yang mengandung bahan pestisida itu sebaiknya segera diaplikasikan/disemprotkan ke tanaman agar efektifitas pengendaliannya bisa maksimal. Dan tidak disarankan disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama karena dimungkinkan terjadi perubahan kimiawi zat-zat di dalamnya sehingga mengurangi daya bunuh terhadap hama tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar